Selasa, 24 Juni 2014

Pengalaman Bully yang Membuat Struggle

Bully???

Mungkin ini sering terjadi di sekitar kita atau kita sendiri pernah mengalami...saya sangat berempati dengan orang orang yang pernah di bully karena saya sendiri pernah mengalami itu selama bertahun tahun. Tapi di Bully juga yang mebuat saya mandiri, berani melakukan segala hal sendiri dan membuat saya menjadi pribadi yang struggle.

Saya punya pengalaman menarik tentang Bully dimasa kecil dan remaja yang ingin saya share,, well cerita dimulai ketika saya SD, terus terang saya  terlahir bukan dari keluarga berada, sejak umur 8 bulan (masih bayii banget yaaa) orang tua saya berpisah alias divorce sehingga saya kecil di asuh oleh nenek, kemana ibu dan ayah saya? wah saya juga tidak tahu tuh, yang saya dengar ketika saya mulai mengerti adalah mereka mencari kehidupan mereka masing masing entah dimana saya kecil juga tidak mengerti, waktu itu saya tidak terlalu mengerti apa arti perpisahan yang jelas saya kecil tumbuh bersama nenek dan kakek serta 3 orang tante saya dan 1 om saya.

Saya tumbuh dalam keprihatinan ekonomi dimana nenek dan kakek saya harus berjualan setiap hari untuk membiayai ke 4 adik ibu saya yang masih bersekolah kala itu, termasuk saya.
Ketika saya SD, saya selalu sedih ketika pengambilan raport teman2 diantar ibu sementara saya tidak tahu harus minta tolong siapa untuk megambil Raport, karena tidak mungkin rasanya meminta kepada nenek saya karena dari subuh hingga maghrib nenek saya selalu sibuk di warungnya. Jangan tanya soal buku dan perlengkapan sekolah, sepatu pun saya hanya punya 1 dan bolak balik saya jahit sendiri karena sobek, untuk membeli baru suatu hal yang langka buat saya, bahkan setiap pulang sekolah saya selalu menentengnya dan pulang tanpa alas kaki dengan alasan biar sepatu saya lebih awet.

Guru saya hanya menatap kasihan apabila saya bilang saya akan mengambil Raport saya sendiri dan saya tidak bisa meminta nenek atau kakek saya mengambilnya karena mereka sibuk, apalagi tante-tante saya mana mungkin mereka mau dimintai tolong bahkan mereka cenderung memusuhi saya karena kehadiran saya adalah beban tambahan bagi nenek dan mereka selalu menyalahkan ibu saya karena telah meninggalkan saya, harusnya bukan ibu mereka yang harus mengurus saya.

Sungguh masa kecil yang sangat sulit, saya sendirian dan benar-benar sendirian, saya sudah terbiasa mengurus diri saya sendiri ketika kecil, kelas 3 SD saya sudah bisa mencuci pakaian orang 1 rumah, saya menyiapkan keperluan sekolah saya sendiri dan makan pun mengambil sendiri tampa disiapkan siapapun, untunglah setiap hari nenek selalu menyediakan makanan dirumah untuk kami makan, setidaknya nasi dan lauk seadanya selalu saya termui sepulang sekolah. Sepulang sekolah jangan harap saya bisa langsung main saya harus mencuci, membersihkan rumah membantu nenek menyiapkan dagangan, baru sore saya bisa sedikit bersenang senang dengan teman sebaya disekitar rumah.

Masa sulit itu membuat saya tumbuh menjadi Pribadi yang tidak cengeng, tomboi dan sedikit keras, tapi semangat belajar saya tinggi, saya ingin sukses, saya ingin sekolah yang tinggi agar saya bisa berhasil dan tidak diejek oleh keluarga saya, saya selalu juara dikelas, tapi karena saya hidup dikampung dan semua teman-teman saya tahu siapa saya dan dimana tempat tinggal saya maka setidaknya hal itulah yang kemudian membuat saya terkucil dan saya seperti dibully oleh teman-teman perempuan saya, mereka menolak berteman dekat dengan saya bahkan saya pun sering duduk sendiri di kelas sementara yang lain duduk berdua, hingga lulus SD saya lebih banyak berteman dengan anak-anak cowok, bahkan saya berkelahi pun dengan cowok jarang berkelahi dengan cewek karena saya dijauhi, hahahahaha.


Ketika menginjak SMP masa sulit itu semakin membuat saya khawatir apakah saya bisa terus sekolah atau tidak karena nenek saya terlihat hampir menyerah, disatu sisi tante saya 1 orang harus kuliah dan satu orang masih duduk di bangku SMA, puncak kesedihan saya adalah saat saya dititipkan ke seorang saudara jauh oleh nenek karena nenek akan merantau untuk mencari penghidupan yang lebih baik..tante saya yang pertama sudah menikah dan membawa tante saya yang bungsu untuk tinggal bersamanya, tante saya yang nomer 2 hidup dan bekerja dikota sambil kuliah, begitu juga dengan om saya, tinggallah saya sendiri kecil dan masih hijau tapi harus memahami dan mengerti semua kondisi ini.

Ternyata masa sulit itu belum berakhir, ketika saya dititipkan dirumah saudara nenek itulah kejadian pahit kembali saya alami, saudara saya hanya memiliki rumah dengan 2 kamar tidur sehingga saya tidur diluar bergabung dengan anak anaknya yang laki laki dan perempuan, suatu malam saat sedang terlelap tidur saya terbangun karena merasa ada tangan tangan yang menggerayangi tubuh saya, dan ternyata benar, anak laki-laki saudara saya yang kala itu duduk dibangku SMA tengah menggerayangi dan meraba raba tubuh saya, saya langsung bangun dan duduk, karena takut anak laki-laki nya tsb pura pura tidur kembali, alhasil saya juga takut ada yang mendengar akhirnya saya mencari tempat yang agak jauh dari dia dan saya mencoba memejamkan mata, tapi sumpah mata saya tidak mau terpejam sampai pagi.

Saya kabur keesokan harinya kerumah tante saya, meskipun berat untuk menampung saya diapun bersedia memberikan tempat untuk saya, saya berterima kasih kepada tante saya karena dia mau membiayai sekolah saya dan memberi makan serta tempat tinggal dirumahnya, meskipun saya harus menjadi pembantu, setidaknya saya bisa selamat dan aman dirumahnya. Masa SMP dirumah tante saya  lalui dengan banyak kesedihan dan air mata mulai dari sering terlambat sekolah, sehingga saya sering di bully disekolah, selain harus mengerjakan pekerjaan rumah tangga, saya juga baru bisa berangkat sekolah setelah tante saya pulang kerumah dari mengajar karena kebetulan beliau seorang guru, sekolah saya kebetulan masuk siang  dan saya sekolah ditempat beliau mengajar.

Karena sekolah saya masuk siang maka saya harus mengasuh anak-anaknya tante saya sampai beliau pulang, kebayang bukan anak umur 14 tahun harus menjalani itu semua, dan masa inipun saya dibully, saya praktis hanya punya teman 1 orang yang benar benar prihatin dan memahami kondisi saya, namanya deviana, dialah yang selalu mensupport saya, bahkan dia tak segan segan ikut terlambat datang kesekolah hanya karena harus menunggu saya, kebetulan rumah kita berdekatan, apalagi kalau ada kegiatan ekstrakurikuler pagi rasanya saya malu dan minder karena saya harus gotong-gotong bayi dan 1 balita untuk dibawa kesekolah dan dititipkan ke tante saya, nanti sehabis extra kurikuler anak anak tsb saya bawa pulang kembali dengan naik angkot, untunglah deviana selalu membantu saya, hiks saya akan ingat selalu kebaikan dan ketulusan kamu dev.

Masa kecil dan remaja saya yang penuh duka ternyata berakhir juga, tiba tiba ayah saya mengirimkan uang yang di weselkan ke alamat rumah nenek dikampung, dan melalui tante saya uang itu bisa saya terima, saya bisa membeli keperluan-keperluan sekolah yang selama ini mungkin beberapa tahun sekali baru bisa terbeli, selama ini saya disekolah selalu minder karena sepatu saya sobek, tas saya sudah sobek dimana mana, resleting nya rusak, rasanya iri melihat teman teman yang gonta ganti sepatu, tas baru, hmmm saya sangat senang memiliki barang barang baru yang tadinya hanya bisa saya lihat di toko, apalagi beberapa bulan kemudian ayah saya kembali mengirimkan uang dalam jumlah yang cukup banyak, hati saya berkata saya harus bertemu beliau saya harus cari beliau dan saya harus bersamanya, saya gak mau menderita dan terus tinggal menumpang dengan orang lain, dan kekuatan tekad saya itu didengar oleh salah seorang kerabat yang kebetulan bertamu kerumah tante saya, dia akan ke Jakarta, saya nekad dan ingin ikut dengan beliau berbekal uang yang saya miliki, akhirnya semester akhir kelas 2 SMP saya berangkat ke Jakarta dan tidak pernah ingin kembali ke Padang, tapi beruntunglah ayah saya mau mengurus segala kepindahan sekolah saya sehingga saya tetap bersekolah pada akhirnya dan bisa lulus dari SMP.

SMA sampai jadi Sarjana dengan predikat sangat memuaskan adalah hasil kerja keras saya dan juga kesadaran saya yang ingin merubah nasib dan ingin menunjukan kepada kelaurga besar bahwa saya anak yang dulu tidak mereka anggap dan mereka lecehkan bisa menjadi seseorang, masa kecil yang penuh tempaan membuat kesadaran saya akan pendidikan sangat tinggi, saya tidak mau menyia-nyiakan waktu dan kesempatan serta melakukan hal hal yang merugikan saya, praktis bangku universitas saya tempuh dalam waktu 3,5 tahun saja dan ketika wisuda saya menjadi wisudawan termuda kala itu.

Bangga tentu saja, dan kebanggaan saya yang lain adalah dimana masih dalam masa kuliah saya sudah bekerja dan mencari uang sendiri, saya tidak bisa selamanya menyusahkan orang tua dalam hal ini ayah saya karena saya masih memiliki 3 orang adik tiri yang semuanya juga bersekolah dan yang paling besar juga sudah menginjak bangku universitas.

Bersambung.....

Capek juga, hehehe tapi belum berakhir, kesuksesan saya di pendidikan dan karier tidak berbanding lurus dengan kesuksesan saya dalam rumah tangga...kisah pahit silih berganti selama 12 tahun menjadi seorang istri dan ibu, tar saya nulis lagi yaaa



3 komentar:

  1. Wow, kisah hidup ibu sangat menarik, saya gak bisa membayangkan klu saya ada d posisi seperti itu, Jempol !!

    BalasHapus
  2. Masukkan komentar Anda... Saya sejak kecil sampai dewasa sering dibully. Penyebab nya.. Dulu saat saya msh kecil saya sering sakit sakitan shg otak saya jadi bodoh dan badan saya jadi lemah, shg saya kalau sekolah, kerja, olahraga, nyari jodoh, bergaul saya sering diremehkan org, dibodohi org, didiskriminasi org dll. Dulu guru SMA saya ada yg bilang otak dan tenaga saya payah, atasan saya ada yg bilang otak dan tenaga saya tdk memenuhi syarat utk bekerja, teman teman saya ada yg bilang saya bodoh dan lemah, ada yg bilang saya org aneh dan langka, ada yg bilang saya manusia setengah jadi, ada yg bilang saya tdk punya masa depan, ada yg bilang saya tdk berguna dll. Di kampung saya sering difitnah dan jelekin tetangga, dibenci dan dimusuhi teman. Mungkin mereka iri dan dengki dg hidup saya. Saat saya kerja di perantauan saya sering dihina org, ditipu org, dipukul org, difitnah org, ditolak cewek, diremehkan cewek, dimanfaatkan cewek dll. Kmdian saya pulang kampung saya malah nganggur dan jomblo sngt lama, lbh dari 10 thn. Tapi org org bukan kasihan dan bukan menolong saya tp mereka malah bilang hidup saya enak tiap hari cuma makan dan tidur saja.

    BalasHapus
  3. Pengalaman hidup Tante cukup mengharukan dan membuat mata saya berkaca-kaca..

    BalasHapus